Paskah Mendobrak Keadaan Kita yang Biasa-Biasa saja
Tab primer
Transkrip Audio
Sejauh ini, Paskah adalah hari libur favorit saya. Pada hari Minggu kita merayakan bahwa, dengan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus benar-benar mengakhiri kekuasaan yang mengerikan dari kepahitan dan dosa di dunia ini. Ada kebebasan bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Dan bagi orang-orang beriman itu, Paskah juga menjanjikan pembebasan bagi kita dari jebakan dunia yaitu keadaan yang biasa-biasa saja. Ini adalah poin yang ditekankan oleh John Piper dalam kutipan berikut yang diambil dari khotbah Paskahnya tahun 2001 tentang 1 Korintus 15:12-20. Inilah yang dia katakan.
Saya menegaskan semuanya dalam sisa khotbah ini pada fakta bahwa ada sesuatu di dalam diri setiap Anda yang telah merasakan saat-saat di mana Anda berkata, "Saya tidak ingin menjadi seperti orang pada umumnya, hidup untuk diri saya sendiri, membuat diri saya terkenal, menghasilkan banyak uang, dan kemudian pensiun bersama keluarga kecil di mana kami memiliki TV yang bagus atau pengeras suara besar dengan layar besar dan banyak permainan, kemudian berpikir, 'Dia yang mati dengan mainan paling banyaklah yang menang.'" Anda tahu pada saat-saat terbaik Anda itu tidaklah demikian.
Hidup di Tepian
Jadi, inilah pertanyaan saya: Paulus menjalani kehidupan kasih yang begitu dinamis, penuh pengorbanan, berani mengambil risiko, dan berbahaya. Dan saya ingin tahu bagaimana dia melakukannya. Izinkan saya memperkenalkan Anda pada kehidupan Paulus. Dalam 1 Korintus 15:30, Paulus bertanya, "Mengapa kami ... dalam bahaya setiap waktu." Pikirkanlah: dalam bahaya setiap waktu. Dia dalam bahaya sepanjang waktu. Mengapa? Dia menjelaskan dalam surat kedua yang dia tulis kepada jemaat di Korintus:
Dari orang-orang Yahudi, sebanyak lima kali aku telah menerima empat puluh kurang satu cambukan. Tiga kali aku dipukul dengan rotan, satu kali dilempari batu, tiga kali aku berada di kapal karam, satu malam dan satu hari aku diseret ombak di laut. Banyak kali dalam perjalananku, aku terancam bahaya dari sungai, dari para perampok, pihak orang-orang Yahudi, dan orang-orang bukan Yahudi. Aku diancam bahaya di kota, di padang belantara, di laut, dan juga bahaya dari saudara-saudara palsu. Aku sudah berjerih payah dan bekerja berat, tetapi terjaga, kelaparan dan kehausan, sering tidak punya makanan, dalam kedinginan, dan tanpa pakaian. (2Kor. 11:24-27, AYT)
Dan dia bertanya hanya beberapa ayat sebelumnya dalam pasal 2 Korintus 11:11: "Mengapa? Apakah karena aku tidak mengasihimu? Allah yang mengetahuinya!" "Kamu mungkin tidak tahu aku mengasihimu, tapi Allah tahu aku mengasihimu. Itu sebabnya aku memilih kehidupan ini."
Bagaimana Menghidupi Kasih
Jadi, di sini kita lihat ada seseorang yang menjalani apa yang selalu ingin kita lakukan pada saat-saat tertinggi kita - yaitu, hidup di tepian kasih yang penuh pengorbanan, dan tidak hanya terus-menerus berpikir tentang memaksimalkan kesenangan pribadi kita yang memanjakan diri sendiri. Dan, sekarang pertanyaannya adalah: Bagaimana Anda melakukannya? Bagaimana Anda hidup dalam bahaya setiap waktu? Bagaimana Anda menerima risiko dan penganiayaan serta pemenjaraan dan kapal karam? Paulus, mengapa engkau membuat pilihan yang terus-menerus membahayakan engkau? Ada apa denganmu?
Jawabannya adalah: kasih. Namun, bagaimana itu dijalani? Sekarang mari kita kembali ke 1 Korintus 15:19 (AYT): "Jika pengharapan kita di dalam Kristus hanya untuk hidup ini saja, kita adalah orang-orang yang paling malang dari semua manusia." Jika Kristus tidak dibangkitkan dan saya mengharapkan kebangkitan, maka saya bodoh menjalani kehidupan yang saya jalani itu. Hidup saya konyol. Hidup saya tidak masuk akal. Hidup saya bodoh. Sangat menyedihkan. Itu semua omong kosong, jika saya tidak akan dibangkitkan bersama Kristus suatu hari nanti. Apakah Anda lihat? Saya akan bertanya kepada Anda sekarang: Apakah Anda menjalani kehidupan yang bodoh jika Anda tidak dibangkitkan dari kematian?
Wow! Betapa beratnya tuntutan bagi gereja Amerika. Betapa beratnya tuntutan bagi gereja Amerika. Bagaimana dengan pilihan Anda? Apakah terlihat sama seperti orang-orang lain di dunia? Berapa besar pengorbanan yang harus Anda bayar untuk mengasihi orang? Hampir tidak ada? Hampir tidak ada risiko? Hampir tidak ada bahaya? Hampir tidak bisa disebut pilihan yang ceroboh? Akan tetapi, saya percaya, dari Tuhan Yang Maha Kuasa, tertulis di hati Anda, "Ya Allah, pasti ada hal yang lebih lagi. Pasti ada lebih banyak lagi. Pasti ada cara yang lebih baik dari sekadar berjuang untuk kemakmuran Amerika tengah ini, yang menyebabkan orang sakit mental sebagaimana semua penyakit yang ada di tempat-tempat sederhana dan belum berkembang di seluruh dunia. Pasti ada yang lebih daripada ini."
Dan, Paulus mengatakan memang masih ada lagi. Masih banyak lagi dalam kehidupan ini dan selanjutnya. Apakah Anda tahu hambatan besar untuk menjalani kehidupan yang Anda impikan dan yang telah Allah taruh di hati Anda? 1 Korintus 15:32 (AYT): "Jika orang mati tidak dibangkitkan, 'marilah kita makan dan minum karena besok kita mati.'" Jika Anda percaya bahwa besok kita mati -- maka nol, tidak ada kebangkitan -- Anda akan makan dan minum dan Anda tidak akan peduli tentang kasih. Anda tidak akan peduli dengan orang. Anda tidak akan mengambil risiko apa pun untuk menjadikan diri Anda sarana pembawa sukacita bagi orang lain, karena Anda akan memaksimalkan kesenangan pribadi Anda sendiri, karena Anda hanya memiliki satu kehidupan untuk melakukannya.
Akan tetapi, jika Anda memiliki waktu sepuluh ribu tahun untuk melakukannya dengan Kristus yang tidak akan pernah membiarkan Anda bosan, maka pendahuluan kecil ini dapat digunakan untuk mengarahkan orang ke tujuan itu dan mengambil risiko apa pun untuk membawa mereka dan diri Anda ke sana dengan sukacita maksimal.
Kristus Adalah Kuncinya
Jadi, saya berhenti di sini dan saya akan membuat ajakan penutup kepada Anda untuk sungguh-sungguh berpikir dan berdoa dan mencari Allah dalam hal ini. Jika Kristus tidak dibangkitkan, kehidupan Kristen secara logis akan terlihat bodoh. Berarti percaya pada kebangkitan Kristus, dan kebangkitan diri kita sendiri, adalah kunci menuju kehidupan yang tertinggi, termulia -- dan dalam jangka panjang, kehidupan yang paling penuh sukacita. Yesus, "demi sukacita yang ditetapkan bagi-Nya, rela menanggung salib" (Ibr. 12:2, AYT). Untuk sukacita yang akan diberikan kepada-Nya setelah kebangkitan, maka Dia memikul salib. Hal yang sama juga berlaku bagi kita.
Dan, jika Dia telah dibangkitkan, ada kekuatan di dunia, dan di ruangan ini, dan di dalam Injil, yang dapat mengangkat Anda, baik dalam kehidupan ini maupun kehidupan selanjutnya, ke tingkat kehidupan yang signifikan yang telah dituliskan Allah dalam hati Anda secara indah, dan benar, dan nyata.
Dan, hampir semua orang di ruangan ini menginginkannya. Beberapa dari Anda mungkin tidak sungguh-sungguh memperhatikan saat ini, Anda bahkan tidak mendengar apa yang saya katakan. Saya berduka untuk Anda. Saya berdoa untuk Anda. Saya menangis untuk Anda. Tetapi beberapa dari Anda, banyak dari Anda, merasakan apa yang saya katakan; yaitu, "Ya, mungkin mimpi-mimpi itu ditulis oleh Allah, dan mungkin kunci yang membuka mimpi itu adalah Anak Allah, dan kebangkitan Anak Allah, dan kebebasan yang datang dari percaya kepada Anak dan kebangkitan -- kebangkitan saya sendiri. Mungkin itulah kuncinya."
Dan, saya sungguh-sungguh mendesak Anda untuk menerima Kristus. Datanglah kepada Kristus. Percayalah kepada Kristus. Dia adalah kuncinya. Dia adalah jawabannya. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://desiringgod.org/interviews/easter-breaks-our-mediocrity |
Judul asli artikel | : | Easter Breaks Our Mediocrity |
Penulis artikel | : | John Piper |