Apakah Allah Membenci Dosa, tetapi Mengasihi Orang Berdosa?
Tab primer
Sangatlah umum kita mendengar orang Kristen berkata bahwa Allah "membenci dosa tetapi mengasihi orang berdosa," tetapi apakah itu benar? Kedengarannya bagus, tetapi pertanyaan yang paling penting adalah apakah itu alkitabiah atau tidak. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memikirkan dengan cermat tentang makna kurban dalam Perjanjian Lama.
Kurban dalam Perjanjian Lama
Sistem kurban ditentukan, diatur, dan dibuat oleh Allah untuk umat-Nya. Ada dua perayaan kurban yang menonjol: Pesakh dan Hari Raya Pendamaian.
Pesakh (Keluaran 12) adalah perayaan tahunan atas kesetiaan Allah dalam menyelamatkan Israel dan membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Dalam Imamat 16, kita melihat Hari Raya Pendamaian. Di sini persembahan dibawa masuk dan dikurbankan. Darah kurban dipercikkan di atas penutup pendamaian di ruang maha suci sebagai gambaran bahwa pembayaran dosa telah diberikan.
Dosa umat ditebus; dosa umat ditutupi. Setelah hewan dikurbankan, umat akan pergi ke kambing lain yang masih hidup dan imam besar akan meletakkan tangannya di atas kepalanya dan mengakui dosa umat tersebut. Setelah selesai, "kambing hitam" ini akan dibawa dan dilepaskan di tempat terpencil di padang belantara. Ini adalah pengingat tahunan dari Allah bagi umat bahwa dosa-dosa mereka telah dihapuskan.
Sedikit kilas balik ke kitab Yesaya dan kita menemukan nubuat tentang Hamba yang Menderita yang, "telah menanggung penyakit kita dan menanggung kesengsaraan kita." Kata yang sama untuk "menanggung" adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan kambing hitam pada Hari Raya Pendamaian. Yesaya menyatakan kepada umat Allah bahwa seorang penebus akan datang yang pada akhirnya akan menghapus dosa mereka.
Yesus sebagai Kurban Kita
Yesus akan datang dan mati menggantikan orang berdosa sekali untuk selamanya. Dia akan datang dan menyerahkan nyawa-Nya dan mengambilnya kembali. Yesus telah menanggung penyakit kita dan memikul kesengsaraan kita. Yesaya menyatakan bahwa Yesus akan disembelih agar kita dapat diselamatkan. Yesus tidak hanya menanggung hukuman dosa, tetapi Dia menggantikan tempat orang berdosa.
Perhatikan berapa banyak kata ganti jamak orang pertama yang disertakan dalam Yesaya 53:4-6 (AYT):
Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, kesengsaraan kitalah yang dipikulnya. Namun, kita mengira bahwa dia terkena tulah, dipukul, dan ditindas Allah. Akan tetapi, dia ditikam karena pelanggaran-pelanggaran kita. Dia diremukkan karena kejahatan-kejahatan kita. Hukuman yang mendatangkan kesejahteraan bagi kita ditimpakan ke atasnya, dan oleh bilur-bilurnya kita disembuhkan. Kita semua sesat seperti domba yang tersesat, setiap orang mengambil jalan mereka sendiri. Akan tetapi, TUHAN telah membebankan ke atasnya seluruh kejahatan kita.
Setidaknya sepuluh kali dalam tiga ayat itu Yesaya memberi tahu orang-orang bahwa hukuman yang akan ditanggung oleh hamba yang menderita ini adalah untuk menggantikan para pendosa. Yesus menanggung dosa dan menanggung hukuman menggantikan kita. Dia sendiri melakukan pembayaran yang harus dibayar oleh para pendosa.
Ketika Radical pertama kali dirilis, sebuah artikel diterbitkan di The Birmingham News tentang buku tersebut. Salah satu kutipan dari artikel tersebut berbunyi, "Meskipun sudah menjadi khotbah yang umum bahwa 'Allah membenci dosa dan mengasihi orang berdosa,' Platt berpendapat bahwa Allah membenci orang berdosa."
Apakah Allah Membenci Orang Berdosa?
Mazmur 5:5-6 (AYT), "Para pembual takkan berdiri di hadapan-Mu; Engkau membenci semua yang berlaku jahat. Engkau membinasakan para pendusta; TUHAN muak kepada para penumpah darah dan orang-orang penipu." Dalam lima puluh pasal mazmur pertama saja, disebutkan sebanyak empat belas kali bahwa Allah membenci para pelaku kejahatan dan murka-Nya atas mereka. Ini bukan hanya ide yang ada pada halaman-halaman Perjanjian Lama.
Yohanes 3, pasal yang berisi salah satu ayat paling terkenal tentang kasih Allah bagi orang berdosa (Yohanes 3:16), juga berisi salah satu ayat paling diabaikan yang menggambarkan murka Allah bagi orang berdosa (Yohanes 3:36). Jadi, apakah Allah membenci orang berdosa? Alkitab memang mengatakan demikian.
Apakah Allah Membenci Dosa tetapi Mengasihi Orang Berdosa?
Dalam arti tertentu, hal ini tentu benar, tetapi itu bukan berarti tidak ada kemungkinan sama sekali bahwa Allah membenci orang berdosa. Bagaimana itu mungkin? Inilah kunci untuk memahami arti salib.
Ketika kita melihat kebencian kudus Allah terhadap dosa dan penghakiman kudus atas dosa, kita harus berhati-hati untuk tidak berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang di luar diri kita. Dosa adalah bagian dari diri kita. Ini adalah siapa kita. Kita adalah pria dan wanita yang berdosa dan memberontak melawan Allah yang kudus. Dosa telah berakar dalam diri kita.
Ketika kita melihat kebencian kudus Allah terhadap dosa dan penghakiman kudus-Nya atas dosa, ya memang itu bertumpu pada dosa, tetapi bukan seolah-olah itu berada di luar kita. Bukan seolah-olah murka dan penghakiman-Nya hanya bertentangan dengan apa yang kita lakukan, entah itu nafsu, dusta, atau kecurangan. Kita adalah orang berdosa, bahkan sampai ke inti keberadaan kita. Dan oleh karena itu, kebencian kudus Allah terhadap dosa ada pada orang berdosa.
Yesus Menggantikan Kita
Keindahan salib adalah ketika Yesus pergi ke Kalvari, Dia tidak hanya membayar harga untuk nafsu kita, dusta kita, kecurangan kita, atau dosa apa pun yang kita lakukan -- Dia menggantikan kita. Dia menanggung kebencian kudus, penghakiman kudus, dan murka kudus Allah yang bukan hanya karena dosa kita, tetapi juga karena kita.
Yesus berdiri menggantikan kita dan Dia menanggungnya sendiri. Jangan bersandar pada anggapan-anggapan nyaman yang terdengar bagus bagi kita, dan meremehkan kuasa salib.
Yesus menanggung hukuman dosa dan menggantikan orang berdosa. Inti dari dosa adalah bahwa manusia menggantikan Allah dengan dirinya sendiri. Akan tetapi, inti dari keselamatan adalah bahwa Allah menggantikan manusia dengan diri-Nya. Alih-alih menghukum kita, Yesus yang dihukum. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Radical |
Alamat situs | : | https://radical.net/article/does-god-hate-sin-but-love-the-sinner |
Judul asli artikel | : | Does God Hate Sin But Love the Sinner? |
Penulis artikel | : | David Platt |