Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Tab primer
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. (Yohanes 1:29)
Ayat pokok di atas adalah sebuah kalimat yang diucapkan oleh Yohanes Pembabtis kepada orang banyak tentang Yesus, dan itu terjadi sebelum Yesus disalibkan di bukit golgota. Bila kita membaca dan merenungkan ayat pokok di atas adalah 3 (tiga) bagian yang bisa kita bahas dari ayat tersebut, yaitu:
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata (Yohanes 1:29a)
Lihatlah Anak domba Allah (Yohanes 1:29b)
Yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29c)
Siapakah Yohanes sehingga dia dipakai Tuhan untuk menyampaikan kebenaran tersebut?
Ketika Allah memilih seseorang untuk menjadi alat-Nya, Allah pasti tidak memilih dengan sembarang, demikian juga ketika Ia memilih Yohanes untuk menyampaikan kebenaran tersebut.
Keistimewaan Yohanes adalah:
Kehadiran Yohanes menjadi berkat
Yohanes Pembabtis adalah anak dari Nabi Zakaria dan Elizabeth yang terlahir karena mukjizat. Elizabeth adalah seorang yang mandul. Pada zaman itu, seorang ibu yang tidak punya anak, dianggap hina oleh masyarakat karena itu berarti mereka mendapat kutuk dari Allah. Dapat dipastikan bahwa orang yang demikian pasti hidup dalam keadaan tertekan dan sedih. Namun ketika Elizabeth mengetahui bahwa dia mengandung, maka bersukacitalah dia karena Allah menghapus aibnya (Lukas 1:25). Jadi, kehadiran Yohanes menjadi penghiburan buat Elizabeth sehingga dia mampu bersukacita.
Pemberita Kebenaran
Ketika dewasa, Yohanes memilih pekerjaan sebagai Pemberita Kebenaran, suatu pekerjaan yang sangat mulia. Bahkan dalam menjadi pemberita kebenaran, Yohanes adalah seorang pejuang tangguh. Walaupun ladang pelayanan Yohanes di padang belantara, makanannya belalang dan madu hutan, namun dia tetap menyerukan kebenaran, supaya orang berdosa bertobat dan mendapatkan keselamatan. (Matius 3:1-4)
Rendah hati
Ketika banyak orang mendengar kotbah yang disampaikan oleh Yohanes, mereka menjadi percaya dan memberi diri di babtis, sehingga pengikut Yohanes menjadi banyak. Pelayanan Yohanes berhasil. Namun hal itu tidak membuat Yohanes sombong sehingga mencuri kemuliaan Allah. Justru sebaliknya, Yohanes tetap rendahkan hati, dia menganggap dirinya kecil dan hanya Tuhanlah yang patut ditinggikan (Yohanes 1:19-23, Yohanes 3:30). Keistimewaan Yohanes inilah yang membuat dia mampu melihat Yesus sebagai Allah dengan benar dan bahkan Tuhan memakai dia untuk menyampaikan kebenaran itu kepada orang lain.
Yesus adalah Anak Domba Allah
Ketika Allah menciptakan dunia dan isinya, Allah membuat semuanya baik. Bahkan ketika Allah menciptakan manusia, Alkitab mengatakan bahwa manusia di ciptakan Allah amat baik. Allah ingin agar manusia dan semua ciptaan-Nya dapat memuliakan Dia. Kemudian Allah menempatkan manusia di sebuah taman yang indah dengan catatan bahwa semua pohon boleh dimakan buahnya, kecuali pohon pengetahuan baik dan jahat. Namun apa yang terjadi kemudian? Kitab Kejadian menceritakan bahwa iblis berhasil memperdaya Hawa melalui ular sehingga akhirnya Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Ketika mereka jatuh dalam dosa, mereka telah kehilangan kemuliaan Allah. Dosa telah menjauhkan Adam dan Hawa dari Tuhan. Dan dampak dari dosa itu tidak hanya ditanggung oleh Adam dan Hawa saja tetapi juga kepada seluruh keturunannya, termasuk kita semua. Roma 3:23 menegaskan bahwa semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Semua konsekwensi dosa ditanggung oleh kita. Manusia hidup dalam ketakutan, masalah, kesukaran dll sehingga membuat manusia berusaha untuk berdamai kembali dengan Allah. Bagaimana cara manusia membangun hubungan kembali dengan Allah? Bila kita melihat Kejadian 3:7, sewaktu Adam dan Hawa menyadari bahwa mereka telanjang, mereka kemudian membuat cawat dari daun ara untuk menutupi ketelanjangan mereka. Dapat disimpulkan bahwa untuk membangun hubungan kembali dengan Allah, manusia berusaha mendekati Allah dengan caranya sendiri. Namun ternyata itu bukan jalan yang benar. Lalu bagaimana cara Allah untuk memulihkan hubungan yang rusak tersebut? Kejadian 3:21, Allah membuat pakaian kulit dan mengenakannya kepada Adam dan Hawa. Bila ada kulit binatang, berarti ada darah yang telah tertumpah. Dan itu ternyata jalan yang dipakai Allah untuk membangun hubungan kembali dengan manusia. Dalam Perjanjian Lama, untuk mendapat pengampunan dosa, manusia harus mempersembahkan domba yang tidak bercacat. Dan, konsep inilah yang dipakai Allah untuk menebus dosa manusia. Allah menjelma menjadi manusia dan mengorbankan diriNya sendiri sebagai anak domba yang tidak bercacat cela. Oleh karya penebusan Yesus di kayu salib sebagai Anak Domba Allah, maka dosa manusia sudah ditebus dan dibenarkan oleh Allah. Itulah cara Allah supaya manusia dapat berhubungan kembali dengan Allah.
Allah menghapus dosa manusia
Karya Yesus di kayu salib, adalah karya terbesar dalam kehidupan manusia, yaitu Allah telah mengurbankan diri-Nya untuk menghapus dosa manusia, sehingga manusia yang seharusnya mati binasa, sekarang beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16). Penghapusan dosa ini sifatnya kekal dan tanpa syarat, dalam arti, dosa yang sudah ditebus adalah semua pelanggaran manusia dan sesudah dosa itu di hapus, maka Allah tidak mengingat-ingat kembali. (Yohanes 43:25). Saya tidak begitu paham dengan komputer, namun dalam dunia komputer, kita mengenal istilah delete dan recyle bin. Bila suatu dokumen sudah kita delete maka dokumen itu akan terhapus. Namun bila suatu saat kita mencari dokumen tersebut, kita masih bisa menemukannya dalam folder recycle bin dan bila dokumen itu kita restore maka kita bisa membuka dokumen itu kembali. Namun bila dokumen yang ada di folder recycle bin kita delete itu berati kita sudah mengapus dokumen secara permanen sehingga kita tidak akan menemukannya lagi. Itulah yang dilakukan oleh Yesus ketika Dia menghapus dosa kita. Dia tidak mengingat-ingat lagi pelanggaran kita. Dosa kita sudah masuk kotak recyle bin kemudian Tuhan "delete" sehingga kehidupan kita yang tadinya merah seperti kirmizi dijadikan-Nya putih seperti bulu domba. (Yesaya 1:18)
Moment Paskah mengingatkan kita kembali, bahwa sang anak Domba Allah telah terpaku di kayu salib karena Dia sangat mengasihi manusia. Kita mau belajar dari Yohanes Pembabtis, bahwa Allah sudah membenarkan kita dan kita sudah mengerti kebenaran itu. Marilah, dengan penuh kerendahan hati, kita mau menjadi "suara" yang berseru-seru supaya banyak orang mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, mau bertobat dan memberi diri di babtis. Kita pun mau menjadi berkat untuk orang lain supaya orang lain pun diberkati. Mereka dapat melihat juga karya Anak Domba Allah yang terpaku di kayu salib untuk menebus dosa kita semua.