Mengapa Yesus Harus Mati di Atas Salib?
Tab primer
Alasan mengapa Yesus harus mati di atas salib tidaklah jelas, meski penyaliban adalah hukuman mati terkejam pada zaman Romawi, yang merupakan hukuman yang pantas untuk dosa seluruh umat manusia.
Jelaslah bahwa penyaliban merupakan satu-satunya kematian yang akan menggenapi berbagai nubuat, yaitu prediksi, dalam Perjanjian Lama tentang apa yang akan terjadi kepada Sang Mesias.
Suatu bayangan akan penyaliban Yesus dicatat dalam Bilangan 21. Allah sudah membebaskan umat Israel dari perbudakan di Mesir. Dia telah membawa mereka dengan selamat menyeberangi Laut Merah dan menenggelamkan tentara Mesir yang mengejar mereka. Kemudian, Dia menyediakan air bagi mereka di padang gurun serta makanan ajaib, yang disebut manna, yang muncul di atas permukaan tanah seperti embun setiap pagi. Bahkan, Dia menolong mereka mengalahkan musuh-musuh mereka.
Namun, umat menjadi tidak sabar dan mulai menentang Allah dan Musa, pemimpin mereka. Mereka mengeluh bahwa Musa menuntun mereka keluar dari Mesir untuk mati. Mereka mengatakan bahwa mereka muak dengan manna yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Meski Allah terus-menerus menyelamatkan mereka, mereka tidak percaya bahwa Dia akan menolong mereka. Mereka lebih memilih keputusasaan daripada iman, dan mereka tidak menghormati nama Allah.
Kemudian, Allah mengirimkan ular berbisa ke tengah-tengah mereka untuk menghukum mereka. Banyak orang Israel yang dipatuk, lalu mati. Jadi, umat datang kepada Musa dan mengakui bahwa mereka telah berdosa. Mereka memohon agar Musa meminta kepada Allah untuk mengusir ular-ular itu.
Sebagai jawaban-Nya, Allah memerintahkan kepada Musa untuk membuat ular tembaga dan menempatkannya pada suatu tiang. Orang yang dipatuk ular, lalu melihat ke arah ular tembaga itu disembuhkan.
Yesus merujuk ke peristiwa ini ketika menjelaskan misi-Nya sendiri. Dia berkata bahwa Dia akan ditinggikan sama seperti Musa meninggikan ular tembaga itu di padang gurun. Yesus akan ditinggikan di atas tiang (salib) sehingga orang-orang yang percaya kepada-Nya dapat beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:14-15).
Bagian ayat lain yang memberikan bayangan tentang cara kematian Yesus muncul di kitab Yesaya. Dia memprediksikan bahwa Mesias yang akan datang akan "ditusuk" atau "ditikam" karena kesalahan kita (Yesaya 53:5)
Raja Daud menubuatkan kematian yang mengerikan bagi Sang Mesias. Dia menulis bahwa orang-orang jahat akan menusuk tangan dan kaki-Nya, hati-Nya akan meleleh seperti lilin dalam diri-Nya, dan nyawa-Nya akan dicurahkan seperti air sementara orang menjadikan-Nya tontonan dan menertawakan Dia. Tulang-tulang-Nya akan terlepas dari sendi-Nya, dan lidah-Nya akan menempel pada langit-langit mulut-Nya (Mazmur 22:14-18).
Mazmur 22 menggambarkan tentang penyaliban, tetapi pada zaman Daud, bentuk hukuman mati ini belum diketahui. Hanya melalui ilham dari Allahlah Daud mampu menggambarkan apa yang nantinya akan terjadi kepada Yesus.
Nabi Zakharia menulis:
(TUHAN, yang membentangkan langit, yang meletakkan dasar bumi, dan yang membentuk roh manusia di dalam dirinya, berfirman ...) Aku akan mencurahkan roh kasih karunia dan roh permohonan atas keturunan Daud, dan atas penduduk Yerusalem, mereka akan memandang kepada-Ku, yang sudah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggalnya, dan bersedih karena dia seperti orang yang menangisi anak sulungnya. (Zakharia 12:10, AYT)
Bagian ayat ini tidak hanya memprediksikan cara kematian Sang Mesias, tetapi juga pribadi yang akan mati, yaitu Tuhan Allah sendiri.
Meski kita tidak dapat yakin dengan pasti mengapa Allah memilih kematian oleh salib bagi Putra-Nya, kita tahu bahwa cara kematian ini merupakan penggenapan terhadap nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama tentang Sang Mesias yang akan datang. Kita juga tahu bahwa melalui penderitaan-Nya, Yesus, Putra tunggal Allah, membayar lunas hukuman atas dosa seluruh dunia, termasuk dosa Anda dan saya. (t/Odysius)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | CBN |
Alamat situs | : | https://www1.cbn.com/questions/jesus-death-on-cross |
Judul asli artikel | : | Why Did Jesus Have to Die on the Cross? |
Penulis artikel | : | Jeanne Dennis |