Semua Dosa Saya Telah Dihapuskan ? Jadi Mengapa Terus Mengaku Dosa?

Selamat datang kembali di podcast pada hari Senin ini. Jika Anda bersama kami pada hari Jumat, kita telah membahas tentang dosa yang masih ada di dalam diri kita sebagai orang percaya. Dan hal itu memunculkan pertanyaan lain, yaitu tentang pengakuan dosa. Jika Allah telah "mengampuni segala kesalahan kita," dan jika semua dosa kita telah "dihapuskan" di kayu salib, mengapa kita harus terus bertobat?

Ini adalah pertanyaan yang terinspirasi oleh kebenaran mulia tentang karya sempurna Kristus dalam Kolose 2:13-14. Pertanyaan ini datang dari seorang pendengar bernama Judy yang tinggal di Rockford, Illinois. "Pak Pendeta John yang terkasih, saya sedang bergumul dengan sebuah pertanyaan tentang firman Allah dan saya ingin mendapatkan masukan dari Anda. Setelah kita bertobat dan berbalik kepada Tuhan untuk mendapatkan keselamatan, apakah kita harus bertobat setiap kali kita berbuat dosa? Saya selalu percaya demikian. Namun baru-baru ini seseorang mengatakan kepada saya bahwa setelah pertobatan awal kita, pada saat kita diselamatkan, pertobatan yang berkelanjutan tidak lagi diperlukan.

Gambar: bersyukur

"Pada awalnya, saya bingung! Namun, kemudian ada begitu banyak ayat yang mengatakan bahwa Dia telah mengampuni dosa-dosa kita, baik pada masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang. Kolose 2:13-14 misalnya. Kristus telah mengampuni semua dosa kita, menghapuskan semua utang kita, dan telah memakukan semuanya di atas kayu salib secara sempurna! Jadi, apakah saya meragukan karya ini jika saya terus bertobat dari dosa? Saya adalah mantan penganut Katolik Roma, dan pengakuan dosa yang terus berlanjut ini mengingatkan saya akan cara mereka untuk kembali ke Yesus di kayu salib melalui tradisi-tradisi palsu. Dapatkah Anda membantu saya memikirkan hal ini?"

Mungkin hal terpenting yang dapat saya lakukan untuk membantu Judy adalah dengan menunjukkan kepadanya dan kita semua tentang perbedaan yang sangat penting antara penebusan sebagai sesuatu yang telah diselesaikan dan tuntas, sekali untuk selamanya -- tidak akan pernah diulangi atau ditambahkan -- dan penebusan yang diterapkan pada kita ketika kita diselamatkan, ketika kita bertobat, dan kemudian dengan cara yang terus berlanjut, sekarang dan selamanya.

Dan dalam membuat perbedaan itu, kita akan melihat bahwa pengampunan dosa, yang secara khusus ditanyakan olehnya, dapat dilihat dalam dua cara ini, diselesaikan dan diterapkan -- yang menurut saya berhubungan langsung dengan pertanyaannya. Jadi, izinkan saya membongkar pemahaman tentang penebusan ini sejenak dan kemudian melihat pertanyaannya secara khusus.

Empat Kemenangan, Sekali Untuk Selamanya

Inilah yang saya maksud dengan penebusan yang sekali untuk selamanya, selesai, lengkap, tidak akan pernah diulangi, dan tidak akan pernah ditambahkan lagi. Ketika Kristus mati di kayu salib untuk mempelai-Nya, Gereja, seperti yang dikatakan Paulus dalam Efesus 5:25-27, Dia mencapai setidaknya empat hal yang sangat penting, sekali untuk selamanya.

Pertama, Kristus mempersembahkan kurban penghapus dosa yang sempurna kepada Allah -- begitu sempurnanya sehingga, tidak seperti kurban-kurban dalam Perjanjian Lama, kurban tersebut tidak perlu diulang; kurban tersebut tidak dapat diulang. "... yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan-Nya sekali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban." (Ibrani 7:27 AYT) Dengan kata lain, pengorbanan yang sempurna, sekali untuk selamanya, dan tidak akan pernah diulangi lagi untuk dosa -- yang terjadi dengan jelas di kayu salib.

Kedua, pengorbanan ini menggenapi apa yang disebut Perjanjian Baru sebagai pendamaian. "Allah telah membuat [Kristus] menjadi jalan pendamaian oleh darah-Nya [dengan kata lain, ketika Ia mati], supaya kamu diterima [ketika kamu hidup kembali dua ribu tahun kemudian] oleh iman" (Roma 3:25). Ini berarti bahwa pengorbanan Kristus telah memberikan kepuasan yang kudus dan benar atas tuntutan keadilan Allah dalam penghukuman dosa, dan dengan demikian murka-Nya yang menghakimi telah disingkirkan selama-lamanya dari umat-Nya.

Ketiga, secara positif Perjanjian Baru menyebut hal ini sebagai pendamaian. Dari sisi Allah, permusuhan murka dihapuskan terhadap mempelai Anak-Nya.

Dan keempat, dengan pengorbanan ini, Allah dengan tegas membeli -- membayar harga lunas -- kemerdekaan umat-Nya dari dosa dan murka dan maut dan Iblis. "Apakah kamu tidak tahu bahwa tubuhmu adalah Bait Roh Kudus, yang ada di dalam kamu, yang kamu terima dari Allah, bahwa dirimu bukanlah milikmu sendiri? Sebab, kamu telah ditebus dengan harga lunas." (1 Korintus 6:19-20, AYT) Sudah selesai; sudah tuntas; harganya sudah dibayar!

Jadi, keempat realitas inilah yang saya maksudkan dengan penebusan yang sekali untuk selamanya, selesai, lengkap, dan tidak akan pernah terulang lagi. Itu terjadi dalam sejarah, sebelum kita ada. Itu berada di luar diri kita sendiri. Saya dapat mengingat, sekitar 45 tahun yang lalu, duduk di kelas seminari dan untuk pertama kalinya saya mendengar frasa Latin 'extra nos' (di luar diri kita sendiri), karena Luther, dan saya baru saja tersadar bahwa semua hal yang menentukan telah terjadi bagi saya.

Jadi, Allah melakukan hal ini untuk semua orang yang akan dipersatukan dengan Kristus: pengorbanan terakhir yang sempurna, pendamaian yang memuaskan, pendamaian yang mulia dari sisi Allah dengan penghapusan semua penghukuman ilahi, pembelian penuh atas kemerdekaan kita dari murka dan dosa dan maut dan Iblis untuk selama-lamanya; harga yang sudah lunas dibayar.

Pengampunan Diselesaikan dan Diterapkan

Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana penebusan sekali untuk selamanya ini dapat diterapkan pada orang-orang yang ada -- kita, individu-individu dalam kehidupan nyata? Tentu saja, kita dapat menulis buku -- maksud saya, banyak buku -- untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Dia memanggil kita keluar dari kegelapan ke dalam terang. Dia melahirbarukan kita dengan Roh Kudus. Dia menyatukan kita dengan Kristus sehingga segala sesuatu yang telah Kristus selesaikan menjadi milik kita di dalam Dia. Dia memberi kita karunia iman. Dia membenarkan kita. Dia mengadopsi kita. Dia menguduskan kita seumur hidup. Dia membuat kita bertekun sampai akhir. Dia bersyafaat bagi kita secara terus-menerus di surga. Dia memuliakan kita dengan kehidupan dan sukacita selamanya di hadirat-Nya. Semua itu adalah penerapan bagi kita secara pribadi, dari apa yang telah dijamin secara pasti dua ribu tahun yang lalu, sekali untuk selamanya, ketika Kristus mati dan bangkit kembali.

Dengan kata lain, pengorbanan yang sempurna, sekali untuk selamanya, dan tidak akan pernah diulangi lagi untuk dosa -- yang terjadi dengan jelas di kayu salib.

Dan pertanyaan Judy sekarang berhubungan dengan pengampunan dosa dan tindakan yang sedang berlangsung dari apa yang ia sebut sebagai pertobatan. Jadi, mari kita masukkan pengampunan dosa ke dalam pemahaman tentang penebusan yang diselesaikan dan penebusan yang diterapkan -- yang, omong-omong, merupakan judul dari sebuah buku yang sangat penting oleh John Murray yang saya rekomendasikan kepada semua orang untuk dibaca jika Anda ingin mendalami dan mendapatkan banyak bantuan tentang hal-hal ini: Redemption Accomplished and Applied.

Efesus 1:7 mengatakan -- jadi saya sekarang berfokus pada pengampunan dosa dan mencoba untuk melihat apakah Alkitab menempatkannya dalam kerangka ini -- "Dalam Dia [Kristus], kita mendapat penebusan melalui darah-Nya, yaitu pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita sesuai dengan kekayaan anugerah-Nya." (AYT) Dengan kata lain, dalam penumpahan darah Kristus, sekali untuk selamanya dalam sejarah, semua orang yang ada di dalam Kristus memiliki pengampunan atas segala dosa mereka. Kita memilikinya -- Dia berkata kita memilikinya. Kita memilikinya dengan sangat pasti. Kita telah memilikinya karena hal itu telah dibayar demi kita. Itulah yang telah diselesaikan dan dijamin melalui darah Kristus.

Kolose 2:14, yang ia rujuk, mengatakan bahwa catatan utang kita telah dipakukan di kayu salib. Itulah yang saya sebut sebagai pengampunan yang diselesaikan: harga telah dibayar, penebusan telah diberikan, paku telah ditancapkan, pengampunan telah dijamin. Itu sudah selesai.

Kemudian Kisah Para Rasul 10:43 berkata, "Setiap orang yang percaya di dalam-Nya [Kristus] akan menerima pengampunan dosa melalui nama-Nya."(AYT) Ketika kita percaya, kita menerima pengampunan yang telah dibeli oleh Kristus. Itulah pengampunan yang diterapkan. Jadi ketika kita menjadi orang Kristen, kita dipersatukan dengan Kristus sehingga pengampunan yang telah dibeli-Nya menjadi pengampunan yang kita alami. Dan karena pembelian itu telah lunas, dan Dia telah memakukan seluruh catatan utang kita di kayu salib, maka seluruh pembelian itu akan kita alami -- itu akan terjadi. Allah tidak akan kehilangan satu pun dari milik-Nya.

Bagaimana Menangani Dosa Setiap Hari

Inilah pertanyaan terakhir. Karena kita menjadi serupa dengan Kristus secara bertahap dan tidak sekaligus, maka orang Kristen akan berbuat dosa. Tidak ada orang Kristen yang tidak berdosa dalam perbuatannya. "Jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri kita sendiri," kata Yohanes (lihat 1 Yohanes 1:8-10). Lalu, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap tindakan, sikap, dan perkataan dosa yang kita lakukan?

Tidak ada orang Kristen sejati yang mengasihi Kristus yang dapat bersikap angkuh terhadap hal yang dihapuskan oleh Kristus melalui kematian-Nya; dosa kita. Jika melakukan hal yang sebaliknya, hal itu akan menjadi satu kesalahan terbesar dalam hidup kita. "Yah, Dia mati untuk mengampuni itu semua, jadi itu tidak terlalu penting, karena itu semua sudah dilumuri darah." Tidak ada orang Kristen sejati yang berbicara seperti itu tentang dosanya sendiri.

Namun, kesalahan lainnya adalah panik dan merasa bahwa dengan setiap dosa, perlu ada penebusan yang baru, pengorbanan yang baru, penebusan dosa yang baru. Dan saya menyebutkan penebusan dosa karena mungkin itulah yang Judy rasakan, mungkin, yang keluar dari tradisi religius sebelumnya yang dia sebutkan. "Saya harus membayar sesuatu, bukan? Saya mengerti. Saya harus membayar sesuatu. Saya harus memperbaiki hal ini." Itu akan menjadi kesalahan besar. Pembayarannya sudah sempurna. Anda tidak dapat menambahkan apa pun. Anda tidak dapat menambah apa pun ke atas pengampunan dosa Anda.

Sebaliknya, apa yang dikatakan Perjanjian Baru, dalam 1 Yohanes 1:9, adalah sebagai berikut: "Jikalau kita mengakui" -- dan saya menggarisbawahi kata "mengakui". Pertobatan atau penebusan dosa mungkin bukan kata yang paling membantu di sini. Tetaplah berpegang teguh pada kata-kata Yohanes. Mengakui berarti "setuju dengan", "melihatnya seperti Allah melihatnya", "merasakannya seperti yang Allah rasakan." Jadi Yohanes berkata, "Jika kita mengakui dosa-dosa kita, Dia adalah setia dan adil untuk membersihkan kita dari semua kejahatan."(AYT)

Jadi, mengakui dosa bukanlah sebuah pembayaran. Ini hanyalah sebuah perjanjian dengan Allah bahwa dosa adalah hal yang buruk dan tidak layak untuk saya lakukan, dan saya malu karenanya. Saya minta ampun untuk itu. Saya berbalik dari hal itu. Saya menerima kembali karya Kristus yang sudah selesai, lengkap, sempurna, sekali untuk selamanya. Saya berdiam di dalamnya. Saya menikmati persekutuan yang telah Dia jamin.(t/Jing-jing)

Diambil dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://www.desiringgod.org/interviews/all-my-sins-were-canceled-so-why-continue-to-confess
Judul asli artikel : All My Sins Were Canceled ? So Why Continue to Confess?
Penulis artikel : John Piper