Kematian/Salib

Penderitaan Sang Juru Selamat

1. Ia menderita seumur hidup-Nya di dunia.

Berkenaan dengan kenyataan bahwa Yesus mulai membicarakan penderitaan yang akan dialami-Nya menjelang akhir hidup-Nya, kita sering cenderung untuk berpikir bahwa penderitaan-Nya di atas kayu salib merupakan penggenapan dari seluruh penderitaan-Nya. Tetapi sesungguhnya keseluruhan hidup-Nya adalah penderitaan. Ia harus mengambil rupa seorang hamba, padahal Ia adalah Allah semesta langit. Ia yang tidak berdosa setiap hari harus berhubungan dengan manusia berdosa. Hidup-Nya yang kudus harus menderita di dalam dunia yang terkutuk karena dosa. Jalan ketaatan menjadi milik-Nya bersamaan dengan jalan penderitaan-Nya. Ia menderita karena gangguan iblis yang datang berulang kali, dari kebencian dan ketidakpercayaan umat-Nya, dan dari perlawanan musuh-musuh-Nya. Oleh karena Ia harus masuk ke dalam pemerasan anggur itu sendiri, kesendirian-Nya pastilah merupakan suatu tekanan bagi-Nya, dan rasa tangung jawab- Nya menghancurkan. Penderitaan-Nya adalah penderitaan yang disadari, makin lama makin berat, semakin Ia mendekati akhirnya. Penderitaan yang dimulai sejak inkarnasi akhirnya mencapai titik puncak dalam "pasio magna" (penderitaan terbesar) pada akhir hidup-Nya. Kemudian murka Allah atas dosa segera menghambur ke arah-Nya.

Yang Sangat Penting ... Kristus Telah Mati

"Yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu," kata Paulus dalam Surat Pertama kepada Gereja Korintus, "yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci," [Lihat 1 Kor. 15:3] Pembaca yang teliti akan memperhatikan dari konteksnya, bahwa ini adalah pokok dari amanat Rasul Paulus, inti dari ajarannya, satu-satunya injilnya. Paulus mengatakan, bahwa dia menerimanya tidaklah terutama dan hanya dari anggota-anggota jemaat asli, tetapi langsung melalui wahyu (Gal. 1:15-19).

Tuhan Mati di Kayu Salib untuk Orang Berdosa

Saat merayakan Paskah, kita mengingat bagaimana penderitaan Tuhan di kayu salib untuk umat manusia yang berdosa. Bagi banyak orang, penyaliban dan kebangkitan Kristus adalah sesuatu yang begitu sering didengar di gereja sehingga sudah menjadi hal yang biasa. Padahal ini merupakan peristiwa luar biasa yang menjadi pusat pemberitaan Kabar Baik dalam misi. Mari kita renungkan lagi apa yang terjadi di bukit Golgota.

Halaman