Artikel

Perkataan Ketiga dari atas Kayu Salib

Khotbah oleh John Piper

Bacaan Alkitab: Yohanes 19:26-27

"Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang Ia kasihi berdiri di sana, Ia berkata kepada ibu-Nya, "Perempuan, lihatlah, ini anakmu!" Lalu, Yesus berkata kepada murid yang dikasihi-Nya itu, "Inilah ibumu!" Sejak itu, murid itu menerima ibu Yesus tinggal di rumahnya."

Kesediaan Yesus Memperhatikan Anda

Tuhan yang Bangkit Menanti Kita untuk Berseru Kepada-Nya

Yesus, Tuhan yang bangkit, sungguh-sungguh hadir saat ini. Pada masa kesulitan atau tenang, duka atau suka, Dia ada bersama dengan kita, sangat nyata, lebih nyata daripada semua realita yang digabungkan. Dia hadir dengan kerendahan hati dan penghargaan yang besar: meminta seolah-olah Dia seorang pengemis yang kelaparan, mencari seolah-olah Dia yang kehilangan sesuatu, dan mengetuk pintu seolah-olah Dia tidak boleh masuk. Dia ada di sini, saat ini dan setiap saat, melampaui ruang dan waktu, di atas semua keadaan dan pencobaan, menantikan kita untuk membuka pintu.

Setia sampai Akhir: Perempuan-Perempuan di Kayu Salib

Selama berabad-abad dan melintasi benua dan budaya, perempuan telah berjalan dalam bayang-bayang kutukan Hawa, diucapkan kepada dirinya oleh Allah sendiri: "Aku akan menambah-nambahkan kesakitanmu ketika mengandung; dan dalam kesakitan engkau akan melahirkan anakmu. Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan berkuasa atasmu."(Kejadian 3:16).

Kebangkitan: Suatu Perenungan Makna

Kebangkitan Kristus erat hubungannya dengan orang percaya, baik di dunia maupun di dalam kekekalan, bahkan kepercayaan dan pemberitaan iman Kristen sangat bergantung pada kebangkitan Kristus. Dengan demikian, kebangkitan Kristus tidak boleh hanya berupa ajaran saja, tetapi harus suatu fakta, suatu realitas, dan suatu sejarah. Apabila Kristus tidak bangkit dari kematian, maka pemberitaan iman Kristen tidak punya makna apa pun. Paulus menegaskan, "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu" (1 Korintus 15:14).

Tiga Alasan Pentingnya Kebangkitan

Kebangkitan Yesus (serta penyaliban-Nya) adalah peristiwa historis yang menjadi sentral iman Kristen. Tanpa kebangkitan, tidak akan ada kekristenan. "Andaikata Kristus tidak dibangkitkan," tulis Rasul Paulus, "maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu." (1 Korintus 15:14)

Bertumbuh dalam Kerendahan Hati

Tidak ada cara lain untuk mencapai kerendahan hati selain memandang kepada Yesus. Paulus berkata kepada kita, “Ia merendahkan diri-Nya dengan taat sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib.” (Filipi 2:8). Anak Alllah merendahkan diri-Nya sendiri. Itu adalah sesuatu yang luar biasa. Akan tetapi, masih ada lagi. Dia dijadikan sama dengan manusia. Allah Anak lahir di kandang, popok-Nya diganti, dan tubuh-Nya dimandikan dan diberi makan oleh seorang ibu muda, Maria. Dan, masih ada lagi. Dia mengambil rupa seorang hamba. Allah membasuh kaki.

Kasih yang Luar Biasa

Gambar: Kasih yang Luar Biasa

Kasih Kristus bagi kita ketika Dia mati adalah sama jelasnya dengan ketika Dia menderita. "Beginilah kita mengenal kasih: Yesus Kristus telah menyerahkan hidup-Nya untuk kita." (1 Yohanes 3:16) Jika Dia sengaja menyerahkan nyawa-Nya, itu adalah untuk kita. Itulah kasih. "Sebelum Hari Raya Paskah, Yesus tahu bahwa saat-Nya telah tiba bahwa Ia akan meninggalkan dunia ini kepada Bapa, setelah mengasihi kepunyaan-Nya sendiri di dunia, Ia mengasihi mereka sampai akhir." (Yohanes 13:1). Setiap langkah di jalan Kalvari berarti, 'Aku mengasihimu.'

Anak Domba Allah

“Lalu Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.” (Kejadian 22:13). Sama seperti teks tata bahasa-kuno, Alkitab adalah sebuah buku di mana banyak jawaban atas pertanyaan yang dicantumkan sebelumnya akan ditemukan di bagian belakang bukunya. Dengan mengambil ide tentang Yesus mati untuk saya, kita menyanyikan kata-kata Cecil Frances Alexander:

Kisah Tentang Pembalikan Terbesar yang Pernah Ada!

Kisah-kisah dengan pembalikan menjadi cerita-cerita terbaik, bukankah begitu? Kita senang dengan murid SMA kutu buku yang mendapatkan pacar, sedangkan murid yang populer kalah. Kita bersorak penuh sukacita ketika kota pegunungan kecil yang tua menolak perusahaan pengembangan yang akan membangun sebuah tempat wisata ski. Dan, kita senang melihat kampanye politik orang baru menang mengalahkan veteran yang kaya dari D.C.

Halaman