Jatuh dalam pencobaan
Ditulis oleh admin pada Kam, 03/29/2018 - 15:42Bacaan: Lukas 22:54-62
Yesus telah ditangkap oleh kepala-kepala pengawal Bait Allah di Taman Getsemani. Murid-murid-Nya telah tercerai berai, masing-masing menyelamatkan dirinya.
Bacaan: Lukas 22:54-62
Yesus telah ditangkap oleh kepala-kepala pengawal Bait Allah di Taman Getsemani. Murid-murid-Nya telah tercerai berai, masing-masing menyelamatkan dirinya.
Saat itu sekitar satu tahun setelah saya lulus dan tinggal di sebuah kota baru dan gereja baru sebagai seorang pemudi lajang. Saat itu adalah bulan Mei, minggu setelah Hari Ibu. Saat ini Hari Ibu adalah hal besar di gereja ini – para ibu dihormati, sebuah khotbah tentang hal menjadi ibu. Ada banyak sekali korsase (buket bunga, biasa diberikan sebagai hadiah - Red.). Dan, saya tercengang.
Apa yang akan saya lakukan dalam sesi terakhir ini adalah menyoroti Kristus dalam penderitaan-Nya. Dan, dalam prosesnya saya akan mengajukan penjelasan berdasarkan Alkitab yang utama tentang keberadaan dari penderitaan. Dan, saya akan melakukannya sedemikian rupa sehingga Anda dan saya akan terbebas dari dampak yang melumpuhkan dari keputusasaan dan mengasihani diri dan ketakutan dan kesombongan sehingga kita akan membuat diri kita sendiri -- mampu atau tidak mampu -- untuk menyebarkan sebuah semangat akan supremasi Allah dalam segala sesuatu (termasuk penderitaan) demi sukacita semua orang melalui Yesus Kristus.
Oleh: Peserta Kelas Diskusi Paskah Maret 2011 - Linda
Filipi 2:8
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
Sebentar lagi umat Kristiani akan merayakan dua peristiwa penting, kematian Yesus Kristus yang diperingati sebagai Jumat Agung dan kebangkitan-Nya yang diterima sebagai hari raya Paskah.
Secara lahiriah, Yesus tidak berbeda dengan manusia lainnya. Dia dilahirkan oleh seorang perempuan, dibesarkan di desa, dan berkata-kata dalam bahasa manusia. Dia tidak memiliki hal yang begitu hebat sehingga kita harus memikirkan Dia sedalam-dalamnya. Namun, selain menjadi batu sandungan bagi banyak orang, kemanusiaan Yesus ini juga menimbulkan daya tarik dan tanda tanya yang mengagumkan sekaligus memusingkan banyak orang.
Kebangkitan Yesus Kristus adalah batu penjuru iman kristiani. Tanpa itu, kita tidak memiliki pengharapan di hidup ini, juga mengenai hidup yang akan datang. Itulah alasan betapa pentingnya mengenali bahwa kepercayaan kita pada kebangkitan Kristus tidak berdasar pada perasaan agamawi atau rumor yang tidak berdasar. Kepercayaan kita berdasar pada fakta sejarah dengan bukti kuat yang mendukung.
Tuhan, aku tidak akan membuat tanggungan salibku menjadi semacam pemujaan berhala. Salib bertujuan melepaskan aku dari sikap mementingkan dan memikirkan diri sendiri, agar berguna bagi orang lain. Akan tetapi, bila aku terus-menerus memusatkan pikiranku pada salibku, maka aku tidak berguna bagi diriku atau pun orang lain. Oswald Chambers, seorang tokoh Kristen, pernah berkata, "Pengorbanan diri bisa menjadi suatu penyakit." Aku tidak boleh menjadikan salibku sebagai suatu objek pemujaan; aku harus menjadikannya suatu alat penyaliban bagi diriku. Salibku bersaing dengan tuntutan Kristus kepadaku. Salib itu menjadi salib pribadiku bila aku diperhadapkan dengan suatu pilihan, yaitu ketika Kristus berkata, "Tinggalkan segala sesuatu yang bisa menyaingi-Ku, lalu ikutlah Aku."
Nats: Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya (Matius 27:42)
Bacaan : Yesaya 53
Nats: Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung (Mazmur 91:4)
Bacaan: 1 Petrus 2:21-25
Nats : Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan kitab suci. 1 Korintus 15:4 (TB)
Bacaan: 1 Korintus 15:1-11 (TB)
Copyright © 2012-
Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). All Rights Reserved.
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
WA: 0881-2979-100 | Email: ylsa@sabda.org | Situs: ylsa.org - sabda.org